JHET BERANI BELAJAR
Yayasan Puter melalui Program Javan Hawk Eagle Trail (JHET) dengan petani lokal dan beberapa komunitas lokal saat ini sedang menginisiasi pengembangan ekowisata. Pengembangan ekowisata ini ditujukan untuk meningkatkan potensi sumber daya alam yang dapat mendukung kelestarian dan peningkatan ekonomi masyarakat.
setempat sesuai dengan karakter wilayah yang akan dikembangkan. Terdapat tiga mitra lokal yang bekerjasama dengan Yayasan Puter Indonesia, yaitu: Kelompok Tani Hutan Ketan Mas Dusun Tapos, Yayasan Tapak Gerot, di Gunung Cikuray, Garut dan Perkumpulan Trek 11 Sukawana di Tangkuban Parahu, Bandung. Ketiga wilayah ini memiliki karakteristik alam dan potensi pengembangan yang berbeda-beda,sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan dalam penerapan ekowisata melalui kunjungan comparative study.
Lokasi terpilih pada pelaksanaan kunjungan comparative study di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Magelang, yaitu Desa Wisata Kalibiru, Desa Wisata Nglanggeran dan Desa Wisata Nepal Van Java, yang dianggap menjadi lokasi belajar dalam pengelolaan ekowisata. Bentuk ekowisata yang banyak dikembangkan adalah desa wisata. Desa wisata adalah pengelolaan potensi wisata yang dilakukan masyarakat pada suatu wilayah. Desa wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung dalam menciptakan peluang bisnis maupun penambahan penghasilan bagi masyarakat. Pembentukan desa wisata ini bertujuan untuk meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai pelaku penting dalam pembangunan sektor pariwisata dan dapat bersinergi dengan mitra maupun pemangku kepentingan terkait. Selain menjual potensi wisata, masyarakat harus memiliki kepedulian dan kesadaran untuk tetap melestarikan sumber daya yang dimiliki. Selain itu konsep desa wisata yang menarik dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan wisata.
Peningkatan pengetahuan melalui kunjungan comparative study dengan belajar dan melihat secara langsung pengelolaannya dapat menjadi pelajaran dan pengalaman yang berharaga bagi para petani dan komunitas lokal untuk menemukan potensi SDA yang dapat dikembangkan diwilayahnya masing-masing. Sehingga agenda ini menjadi penting untuk tujuan pengembangan ekowisata yang akan dilakukan oleh mitra/peserta.
Kegiatan comparative study bertujuan untuk mempelajari potensi desa yang ada dan cara pemanfaatan serta pengelolaan sehingga bisa dijadikan contoh untuk pengembangan. Selain itu peserta dapat membangun jejaring pengelolaan desa wisata dan mendapatkan rekomendasi pengelolaan desa wisata beserta dokumen strategi pengelolaan wisata.
Kegiatan comparative study dilaksanakan tanggal 19 – 23 Juni 2023, yang diikuti oleh 21 peserta selain mitra kerja dari Yayasan Puter Indonesia juga diikuti perwakilan dari pemerintah desa Sukaharja, Bogor, pemerintahan desa Karyawangi, Bandung Barat perwakilan Karang Taruna dari masing masing lokasi kerja mitra. Kegiatan comparative study ini didukung oleh United States Forest Service (USFS-IP) melalui Action on Poverty (AOP).
Hasil yang dapat diharapkan dengan kegiatan comparative study yaitu bahwa setiap peserta mendapatkan pengetahuan terhadap pengelolaan desa wisata, setiap peserta membawa kembali praktik baik untuk dapat diterapkan dalam masing-masing pengelolaan wisata, setiap peserta lebih terbuka terhadap peluang pengembangan dan pengelolaan desa wisata, setiap peserta dapat membangun jejaring pengelolaan desa wisata dan dihasilkan dokumen rencana tindak lanjut strategi pengelolaan wisata pada masing-masing mitra program JHET. Semoga.